Pages

Subscribe:

Sabtu, 03 Maret 2012




APA YANG ANDA PANDANG BERAT DALAM KEHIDUPAN INI?

Saat berada di jalanan besar yang padat dan ramai, pernahkah Anda merasakan kurang tenang dan kegelisahan dalam hidup? Jauh dari sanak keluarga, hari-hari yang kekurangan teman, apakah Anda pernah merasakan kesendirian dan ketidak berdayaan dalam hidup ini?

Kita sering mengeluhkan kehidupan ini bagaikan sebuah mimpi, kehidupan manusia ini tidak menentu, di lubuk terdalam kehidupan ini mendambakan komunikasi dan hiburan dalam jiwa. Mendorong membuka pintu ini, membuka jendela ini, biarkan kita bertemu dalam jendela hati.

Ada seorang ayah yang menabung dalam waktu lama, akhirnya dia berhasil membeli sebuah mobil baru yang mengilat, dia sangat menyayangi mobilnya, setiap hari dicuci dan dipoles. Putranya yang baru berusia lima tahun melihat ayahnya begitu menyayangi mobil, dia juga menjadi sangat bersemangat membantu mencuci mobil. Ayah itu merasa bangga memiliki seorang anak yang demikian, merasakan putranya sangat pengertian dan simpati terhadap ayahnya.

Suatu hari, sang ayah merasa sangat kelelahan, walaupun mobilnya menjadi kotor akibat terguyur hujan, dalam hatinya dia berpikir, lain hari saja mencuci mobil! Putranya yang melihat ayahnya begitu letih, dengan gembira dan bersemangat dia ingin membantu ayahnya mencuci mobil, ayahnya melihat anaknya masih kecil tapi bersemangat tinggi, dalam hati dia lebih bangga atas dirinya, dia lalu mengizinkan anaknya mencuci mobil.

Anak ini saat akan mencuci mobil, tidak menemukan kain lap pencuci mobil, dia lalu pergi ke dapur, dan segera teringat kebiasaan ibunya ketika selesai menggoreng lauk, wajan akan dicuci dengan menggunakan sikat baja sehingga baru bisa bersih. Karena tidak ada lap mobil, lebih baik menggunakan sikat baja saja! Dia lalu mengambil sikat baja untuk mencuci mobil, dan menyikatnya dengan penuh tenaga, seperti menyikat wajan.

Begitu selesai mencuci mobil....wah! dia menangis dengan keras sekali, mengapa mobilnya menjadi tergores semua? Sungguh celaka kali ini, dia bergegas pergi mencari ayahnya. Sambil menangis sesenggukan dia berkata: “Ayah, maafkan saya, ayah kemari lah untuk melihat!”

Dengan bimbang ayahnya mengikuti anaknya pergi ke garasi mobil, ayah tersebut juga berteriak, “Wah! Mobilku! Mobilku!” Dengan marah sekali ayah tersebut masuk ke dalam kamarnya, lantas dia bersimpuh dan berkata, “Tuhan, tolong tunjukkan kepada saya, harus bagaimana bersikap? Itu adalah mobil baru saya, belum sampai satu bulan, sudah menjadi begitu rupa, saya harus bagaimana menghukum anak saya?”

Baru saja dia selesai berdoa, mendadak dalam hatinya muncul satu suara, “Manusia selalu melihat secara permukaan, sedangkan saya melihat kedalam hati!”

Secara mendadak, dia seperti tersadarkan. Dia keluar dari pintu kamar, putranya masih duduk tidak bergerak diluar sana, meneteskan air mata karena ketakutan. Ayah tersebut bergegas memeluk putranya itu ke dalam pelukannya, serta berkata: “Terima kasih, engkau telah membantu ayah mencuci mobil, ayah menyayangi dirimu melebihi mobil itu.”